Kamis, 29 Maret 2012

Threesome


Suatu hari aku mendapat tugas kantor untuk mengikuti meeting di cabang Bogor
dan Sukabumi. Selesai meeting di Bogor, aku melanjutkan perjalananku ke arah
Sukabumi. Aku menggunakan angkutan umum karena kantor hanya memberi uang
transport dan akomodasinya saja sehingga aku harus menggunakan kendaraan
umum. Di perempatan Ciawi aku menunggu kendaraan umum yang menuju kearah
Sukabumi. Saat itu sudah magrib. Tiba2 ada sedan yang menepi dan seseorang
keluar dari sedan tersebut, ternyata mas Ardi, tetanggaku. “Sin, mau kemana sore2
gini?” tanyanya. “Eh mas Ardi, Sintia mau ke Sukabumi mas ?” jawabku. “Kebetulan
Sin, aku mau ke Sukabumi juga, bareng aja”, ajaknya. Ternyata di mobil sedang
menunggu mas Beni. Setelah berbasa basi, mas Beni lansung menjalankan
mobilnya ke arah Sukabumi. “Kamu ke ke Sukabumi mau ngapain”, tanya mas
Beni. “Sintia mau meeting cabang mas , tadi sudah meeting cabang di Bogor”,
jawabku. “Kok gak dianter?” tanya mas Beni lagi. “Gak ada fasilitasnya mas , cuma
dikasi uang transport dan hotel. mas mas ke Sukabumi mau ngapain”, tanyaku.
“Kita berdua ada bisnis, eh gak taunya ketemu kamu. Kamu nginep bareng kita aja,
hemat kan. Kamu pulang ke Jakartanya kapan?”, ajaknya. Kebayang nginep bareng
mereka pastinya aku dienjot bergantian, ngebayangin itu napsuku timbul. “Boleh aja
mas , Sintia pulang besok sore abis meeting”, jawabku. “Ya bareng kita aja lagi, kita
juga balik ke Jakarta besok sore, lepas magrib kaya hari ini lah. Call aja, nanti
disamperin” kata mas Beni lagi. Di perjalanan, kita mampir ke warung Sunda untuk
mengisi perut. Jalan ke Sukabumi jelek kwalitasnya dan macet pula sehingga
sampe Sukabumi sudah malem. Mereka langsung menuju ke Selabintana, “Kita
nginep di Selabintana aja ya, adem”, kata mas Beni. Di hotel, mereka membook 2
kamar yang ada connecting doornya. Makin jelaslah rencananya, mereka akan
mengenjot aku bergantian. Aku sekamar dengan mas Beni, mas Ardi di kamar
sebelah. mas Beni segera masuk kamar mandi, sementara aku rebahan saja di
ranjang, napsuku makin berkobar karena ngebayangin sebentar lagi aku akan diantri
mereka berdua. mas Beni keluar dari kamar mandi hanya melilitkan anduk di
pinggang saja, kelihatannya batangnya menonjol, kayanya sih udah ngaceng berat.
Dia duduk disebelahku di ranjang dan mencium pipiku. “Sin kita asik lagi ya”,
katanya merayu. “Iya mas , Sintia juga udah kepingin ngerasain batang mas keluar
masuk di me2k Sintia lagi”, kataku. Tangannya mulai meremes toketku dari luar,
kayanya dia udah gak tahan napsunya sehingga gak kasi kesempatan aku mandi
lagi. Kupikir, ya abis dienjot aja mandinya. Bajuku dibukanya sehingga aku hanya
mengenakan bra dan celana jin saja. Tangannya kembali meremas2 toketku. Aku
menggelinjang, nikmat. Dia langsung melepas kaitan braku sehingga terbukalah
toketku, siap untuk diremas dan diemut lebih lanjut. Pentilku langsung menjadi
sasaran, diemutnya sambil meremas toketku. “Sin, toketmu besar dan keras,
napsuin deh”, katanya sambil terus meremas dan mengisep pentilnya. Ritsluiting
jinku dibukanya, aku mengangkat pantatku sedikit supaya dia bisa melepaskan jinku
yang ketat. CD ku juga langsung dilepasnya sehingga aku sudah bertelanjang bulet.
Jembutku yang lebat menjadi sasaran selanjutnya, kemudian salah satu jarinya
sudah mengelus2 me2kku. Otomatis aku mengangkangkan pahaku sehingga dia
mudah mengakses me2kku lebih lanjut. Aku melepas lilitan handuknya, segera
batangnya yang besar, panjang dan sangat keras aku genggam dan kocok2. “Sin,
diisep dong”, pintanya. Kepalanya kujilat2 sebentar kemudian kumasukkan ke
mulutku. Segera kekenyot pelan2, dan kepalaku mengangguk2 memasukkan
batangnya keluar masuk mulutku, enyotannya jalan terus. “Ah, enak Sin, baru diisep
mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah”, erangnya
keenakan. Tangannya terus saja mengelus2 me2kku yang sudah basah karena
napsuku sudah memuncak. “Sin, kamu udah napsu banget ya, me2k kamu udah
basah begini”, katanya lagi. batangnya makin seru kuisep2nya. Tiba2 dia mencabut
batangnya dari mulutku dan segera menelungkup diatas badanku. batangnya
diarahkan ke me2kku, ditekannya kepalanya masuk ke me2kku. terasa banget
me2kku meregang kemasukan kepala batang yang besar, dia mulai mengenjotkan
batangnya pelan, keluar masuk me2kku. Tambah lama tambah cepat sehingga
akhirnya seluruh batangnya yang panjang ambles di me2kku. “Enak mas , batang
mas bikin me2k Sintia sesek, dienjot yang keras mas “, rengekku keenakan.
Enjotan batangnya makin cepat dan keras, aku juga makin sering melenguh
kenikmatan, apalagi kalo dia mengenjotkan batangnya masuk dengan keras, nikmat
banget rasanya. Gak lama dienjot aku udah merasa mau nyampe, “mas lebih cepet
ngenjotnya dong, Sintia udah mau nyampe”, rengekku. “Cepat banget Sin, aku
belum apa2″ jawabnya sambil mempercepat lagi enjotan batangnya. Akhirnya aku
menjerit keenakan “mas , Sintia nyampe mas , aah”, aku menggelepar2 kenikmatan.
Dia masih terus saja mengenjotkan batangnya keluar masuk dengan cepat dan
keras. Tiba2 dia mencabut batangnya dari me2kku. “Kok dicabut mas , kan belum
ngecret”, protesku. Dia diem saja tapi menyuruh aku menungging di pinggir ranjang,
rupanya dia mau gaya ******. Segera batangnya ambles lagi di me2kku dengan
gaya baru ini. Dia berdiri sambil memegang pinggulku. Karena berdiri, enjotan
batangnya keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di
me2kku dan masuknya rasanya lebih dalem lagi, “mas , nikmat”, erangku lagi.
Jarinya terasa mengelus2 pantatku, tiba2 salah satu jarinya disodokkan ke lubang
pantatku, aku kaget sehingga mengejan. Rupanya me2kku ikut berkontraksi
meremas batang besar panjang yang sedang keluar masuk, “Aah Sin, nikmat
banget, empotan me2k kamu kerasa banget”, erangnya sambil terus saja
mengenjot me2kku. Sementara itu sambil mengenjot dia agak menelungkup di
punggungku dan tangannya meremas2 toketku, kemudian tangannya menjalar lagi
ke 1T1Lku, sambil dienjot 1T1Lku dikilik2nya dengan tangannya. Nikmat banget
dienjot dengan cara seperti itu. “mas , nikmat banget dienjot sama mas , Sintia udah
mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya mas ,” erangku saking nikmatnya. Dia
sepertinya juga udah mau ngecret, segera dia memegang pinggulku lagi dan
mempercepat enjotan batangnya. Tak lama kemudian, “mas Sintia mau nyampe
lagi, mas , cepetan dong enjotannya, aah”, akhirnya aku mengejang lagi keenakan.
Gak lama kemudian dia mengenjotkan batangnya dalem2 di me2kku dan terasa
pejunya ngecret. “Aah Sin, nikmat banget”, diapun agak menelungkup diatas
punggungku. Karena lemas, aku telungkup diranjang dan dia masih menindihku,
batangnya tercabut dari me2kku. “mas , nikmat deh, sekali enjot aja Sintia bisa
nyampe 2 kali. Abis ini giliran mas Ardi ya”, kataku. “Iya”, jawabnya sambil berbaring
disebelahku. Aku memeluknya dan dia mengusap2 rambutku. “Kamu pinter banget
muasin lelaki ya Sin”, katanya lagi. Aku hanya tersenyum, “mas , Sintia mau ke
kamar mandi, lengket badan rasanya”, akupun bangkit dari ranjang dan menuju ke
kamar mandi.
Selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi telanjang bulat, kulihat mas
Ardi sudah berbaring diranjang hanya mengenakan celana pendek. Kulihat
batangnya menonjol, rupanya dia sudah ngaceng berat menunggu gilirannya
mengenjoti aku. Aku tersenyum saja dan berbaring disebelahnya. Dia segera
mencium bibirku dengan penuh napsu. batangnya keelus2 dari luar celananya.
Lidahku dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya
berciuman. Tangannya juga mengarah kepahaku. Aku segera saja
mengangkangkan pahaku, sehingga dia bisa dengan mudah mengobok2 me2kku.
Sambil terus mencium bibirku, tangannya kemudian naik meremas2 toketku.
Pentilku diplintir2nya, “mas enak, Sintia udah napsu lagi mas “, erangku. Tanganku
segera membuka kolor celananya dan segera mengocok batangnya yang sudah
keras banget. Dia segera melepaskan celananya sehingga sama2 bertelanjang
bulat. Kemudian ciumannya beralih ke toketku. Pentilku yang sudah mengeras
segera diemutnya dengan penuh napsu, “mas , nikmat mas “, erangku. Diapun
menindihku sambil terus menjilati pentilku. Jilatannya turun keperutku, kepahaku dan
akhirnya mendarat di me2kku. “Aah mas , enak banget mas , belum dienjot udah
nikmat banget”, erangku. Aku menggeliat2 keenakan, tanganku meremas2 sprei
ketika dia mulai menjilati me2kku dan 1T1Lku. Pahaku tanpa sengaja mengepit
kepalanya dan rambutnya kujambak, aku mengejang lagi, aku nyampe sebelum
dienjot. Dia pinter banget merangsang napsuku. Aku telentang terengah2,
sementara dia terus menjilati me2ku yang basah berlendir itu. Dia bangun dan
kembali mencium bibirku, dia menarik tanganku minta dikocok batangnya. Dia
merebahkan dirinya, aku bangkit menuju selangkangannya dan mulai mengemut
batangnya. “Sin, kamu pinter banget sih”, dia memuji. Cukup lama aku mengemut
batangnya. Sambil mengeluar masukkan di mulutku, batangnya kuisep kuat2. Dia
merem melek keenakan. Kemudian aku ditelentangkan dan dia segera menindihku.
Aku sudah mengangkangkan pahaku lebar2. Dia menggesek2kan kepala batangnya
di bibir me2kku, lalu dienjotkan masuk, “mas , enak”, erangku.Dia mulai
mengenjotkan batangnya keluar masuk pelan2 sampai akhirnya blees, batangnya
nancep semua di me2kku. “Sin, me2kmu sempit banget, padahal barusan
kemasukan batang ya”, katnya. “Tapi enak kan mas , abis batang mas gede banget
sampe me2k Sintia kerasa sempit”, jawabku terengah. Dia mulai mengenjotkan
batangnya keluar masuk dengan cepat, bibirku diciumnya. “Enak mas , aah”,
erangku keenakan. Enjotannya makin cepat dan keras, pinggulku sampe bergetar
karenanya. Terasa me2kku mulai berkedut2, “mas lebih cepet mas , enak banget,
Sintia udah mau nyampe mas “, erangku. “Cepet banget Sin, aku belum apa2″,
jawabnya. “Abisnya batang mas enak banget sih gesekannya”, jawabku lagi.
Enjotannya makin keras, setiap ditekan masuk amblesnya dalem banget rasanya.
Itu menambah nikmat buat aku “Terus mas , enak”. Toketku diremas2 sambil terus
mengenjotkan batangnya keluar masuk. “Terus mas , lebih cepat mas , aah, enak
mas , jangan brenti, aakh…” akhirnya aku mengejang, aku nyampe, nikmat banget
rasanya. Padahal dengan mas Beni, aku udah nyampe 2 kali, nyampe kali ini masih
terasa nikmat banget. Memang mas Ardi pinter muasin cewek. Aku memeluk
pinggangnya dengan kakiku, sehingga rasanya makin dalem batangnya nancep.
me2kku kudenyut2kan meremas batangnya sehingga dia melenguh, “Enak Sin,
empotan me2k kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot Sin”,
erangnya sambil terus mengenjot me2kku. Akhirnya bentengnya jebol juga. Pejunya
ngecret dalam me2kku, banyak banget kerasa nyemburnya “Sin, aakh, aku ngecret
Sin, nikmatnya me2k kamu”, erangnya. Dia menelungkup diatas badanku, bibirku
diciumnya. “Trima kasih ya Sin, kamu bikin aku nikmat banget”. Setelah batangnya
mengecil, dicabutnya dari me2kku dan dia berbaring disebelahku. Aku lemes
banget walaupun nikmat sekali. Tanpa terasa aku tertidur disebelahnya.
Aku terbangun karena merasa ada jilatan di me2kku, ternyata dia sudah terbangun
dan kulihat batangnya sudah ngaceng lagi, aku melihat jam, masih subuh. me2kku
dijilatinya dengan penuh napsu. Pahaku diangkatnya keatas supaya me2ku makin
terbuka. “mas , nikmat banget mas jilatannya”, erangku. Ngantukku sudah hilang
karena rasa nikmat itu. Aku meremas2 toketku sendiri untuk menambah nikmatnya
jilatan di me2kku. Pentilku kuplintir2 juga. “mas , subuh2 gini sudah ngasi enak ke
Sintia”, lenguhku. Kemudian 1T1Lku diisep2nya sambil sesekali menjilati me2kku,
menyebabkan me2kku sudah banjir lagi. Aku menggelepar2 ketika 1T1Lku
diemutnya. Cukup lama 1T1Lku diemutnya sampai akhirnya kakiku diturunkan lagi
keranjang, aku mengangkangkan pahaku karena aku tau sebentar lagi pasti
batangnya masuk. “mas , masukin dong mas , Sintia udah pengen dienjot”,
rengekku. Dia langsung menindih tubuhku, batangnya diarahkan ke me2kku. Begitu
kepala batangnya menerobos masuk, “Yang dalem mas , masukin aja semuanya
sekaligus, ayo dong mas “, rengekku karena napsuku yang sudah muncak.Dia
langsung mengenjotkan batangnya dengan keras sehingga sebentar saja
batangnya sudah nancap semuanya dime2kku. Kakiku segera melingkari
pinggangnya sehingga batangnya terasa masuk lebih dalem lagi. “Ayo mas , dienjot
dong”, rengekku lagi. Dia mulai mengenjot me2kku dengan cepat dan keras, uuh
nikmat banget rasanya pagi2 gini dienjot. enjotannya makin cepat dan keras, ini
membuat aku menggeliat2 saking nikmatnya, “mas , enak mas , terus mas , Sintia
udah mau nyampe rasanya”, erangku. Dia tidak menjawab malah mempercepat lagi
enjotan batangnya. Toketku diremas2nya, sampe akhirnya aku mengejang lagi,
“mas enak, Sintia nyampe mas , aah”, erangku lemes. Kakiku yang tadinya
melingkari pinggangnya aku turunkan ke ranjang. Dia tidak memperdulikan
keadaanku, batangnya terus saja dienjotkan keluar masuk dengan cepat, napasnya
sudah mendengus2. me2kku kudenyut2kan meremas batangnya. Dia meringis
keenakan. “Sin, terus diempot Sin, nikmat banget rasanya, Terus empotannya biar
aku bisa ngecret Sin”, pintanya. Sementara itu enjotan batangnya masih terus
gencar merojok me2kku. Toketku kembali diremas2nya, pentilnya diplintir2nya.
“mas , Sintia kepengin ngerasain lagi disemprot peju mas “, kataku. Terus saja
batangnya dienjotkan keluar masuk me2kku dengan cepat dan keras, sampai
akhirnya, “Sin, aku mau ngecret Sin, aah”, erangnya dan terasa semburan pejunya
mengisi bagian terdalam me2kku. Nikmat banget rasanya disemprot peju anget. Dia
ambruk dan memelukku erat2, “Sin, nikmat banget deh ngenjot kamu”, katanya.
Setelah beristirahat sebentar, aku segera membersihkan diri dan berpakaian.
Setelah makan pagi, aku diantar mas Ardi ke tempat meetingku. “Ntar sore kalo
udah selesai meeting call saja, nanti kita jemput”, katanya. Kayanya nanti malem
bakal berulang lagi kejadian semalam, gak tau aku mesti ngelayani satu2 atau
dua2nya sekaligus. Hari itu aku jadi gak bisa konsentrasi di meeting, mungkin
karena masih kebayang ntar malem bakal nikmat lagi dan juga masih lemes dienjot
2 cowok semalem dan yang pasti juga ngantuk. Tapi akhirnya meeting selesai juga
menjelang sore hari. Aku mengontak mas Ardi, tak lama kemudian datanglah
mobilnya menjemputku. Aku duduk didepan disebelah mas Beni yang nyopir
sedang mas Ardi duduk dibelakang. Gak lama setelah mobil jalan, akupun tertidur.
Aku terbangun hari sudah gelap, mobil berhenti di warung Sunda yang sama seperti
kemarin. Setelah mengisi perut, mobil meluncur lagi ke Jakarta ditengah kemacetan
yang berkepanjangan. Ngantuk menyerangku kembali dan akupun tertidur pulas.
Aku terbangun ketika mobil berhenti. mas Ardi turun dari mobil dan mobil berjalan
lagi. “Kemana mas Ardi?”, tanyaku. “Biasa, nyari SPG yang montok”, jawab mas
Beni. “Buat nemenin dia malem ini”. Rupanya aku menjadi jatah dari mas Beni, yang
tadi malem baru sekali ngenjotin aku. Mobil memasuki apartment. “Gak kerumah
mas ?” tanyaku agak kecewa karena sudah ngebayangin bakal dienjot di kolam
renang seperti tempo hari. “Ini suite kantor”, jawabnya. “emangnya suite beda
dengan apartment ya mas “, tanyaku gak ngerti. “Sama aja, cuma suite lebih
lengkap fasilitasnya dan lebih luas”, jawabnya sambil memarkirkan mobilnya di
basement. Aku digandengnya menuju lift, tasku dibawakannya. Dia memijit tombol
yang paling atas. “Dipuncak ya mas “, tanyaku. “Iya, jadi viewnya bagus kalo malem
begini”, jawabnya. “mas ngejomblo juga kaya mas Ardi”, tanyaku lagi. “Iya lah,
ngapain punya istri, kan bisa cari istri sementara, kaya kamu gini”, jawabnya
tersenyum. “Aku dan mas Ardi sering tukar cewek, masing2 kan nyari abg dan kalo
udah dienjot dipertukarkan kaya tempo hari dirumahku itu”. “mas , kalo cari cewek
yang kaya apa”, tanyaku lagi. “Ya yang kaya kamu gini. Toketnya besar, pantatnya
besar dan yang jembutnya lebat”, jawabnya. “Taunya dari mana kalo jembutnya
lebat, sebelum ditelanjangi kan gak tau jembutnya lebat atau tidak”, tanyaku lagi. “Ya
liat aja bulu tangannya, kalo lebat ya jembutnya lebat. Apalagi kalo ceweknya
berkumis, pasti jembutnya lebat banget, seperti kamu”, jawabnya tersenyum. Lift
berhenti dan pintunya terbuka. Aku digandengnya keluar lift, rupanya langsung
masuk ke suite. Suitenya besar, kamarnya aja ada 3, belum ruang tamu dan ruang
makan yang luas. Di berandanya ternyata ada pool kecil dan ada gazebonya. Aku
meletakkan tasku dimeja dan membuka pintu dan keluar menikmati udara malem.
Walaupun di puncak bangunan tapi angin tidak kencang, karena sekeliling tempat
terbukanya ada tembok kaca untuk menghalangi angin, hanya tanpa atap sehingga
tetap sejuk. Aku duduk di gazebonya yang berisikan dipan, tiba2 lampu menyala
temaram sehingga suasana menjadi romantis. Lampu didalam pool juga menyala.
Dia menghampiriku. “Mau berendem Sin, poolnya sih kecil sehingga susah untuk
berenang. Kamu pake daleman bikini gak?” katanya sambil memeluk pundakku.
“Sintia bawa kok mas , Sintia pake sebentar ya”, kataku sambil bangkit menuju
kedalem. Di salah satu kamar aku segera melepas pakaianku, mengambil bikini
tipisku dari dalem tas dan memakainya. Ketika aku ke gazebo, dia sudah berbaring
didipan hanya mengenakan CDnya, batangnya kayanya sudah ngaceng, tampak
menggelembung dibalik CDnya. Segera aku berbaring disebelahnya. Diapun
merangkul dan mencium bibirku “Sin, ladeni aku melem ini ya sayang, kamu napsuin
sekali pake bikini Sin, aku udah mau nancep nih”, katanya. Segera tanganku
meremas2 batangnya dari luar CDnya, keras sekali, makanya CDnya langsung
kulepas. batangnya tegak menjulang, besar, panjang dan keras.Aku segera menjilati
kepala batangnya dan kumasukan kepalanya kemulutku. Kuisep2 dan
kukeluarmasukkan ke mulutku. Dia terengah2 keenakan, “nikmat banget Sin
isepannya, aku udah mau diisep mulut bawah kamu”, katanya. Aku segera
ditelentangkan dan bra serta CDku diurai ikatannya. Dia menaiki aku dan
menggesekkan kepalanya ke me2kku yang sudah basah ketika aku ngisep
batangnya tadi. Dia tidak langsung menancapkan batangnya ke me2kku, malah
digesekkan ke 1T1Lku. Aku menggeliat2 jadinya, “mas masukin aja, katanya sudah
mau diempot me2k Sintia”, rengekku. Diapun menekan batangnya masuk ke
me2kku. Terasa banget kepala batangnya yang besar meregangkan me2kku dan
mendesak masuk. Nikmat banget rasanya. Aku mendesis2 keenakan. Dia terus
menekan batangnya sehingga akhirnya nancep semuanya dime2kku. “Aah mas ,
enak banget batang mas “, erangku. Diapun mulai mengenjotkan batangnya keluar
masuk dengan pelan2, makin lama makin cepat. Aku hanya bisa merintih2 keenakan
“mas nikmat banget mas , terusin enjotannya mas , yang cepet, yang keras dong
ngenjotnya”, rengeku lagi. Makin lama enjotannya makin cepet, aku mengejang2kan
me2kku sehingga gantian dia yang mendesis2 keenakan, “Sin, kerasa banget
empotan me2k kamu”. enjotannya terus dilakukan dengan cepat dan keras. “enak
banget deh dienjot sama mas , sssh”. Napasku mulai memburu, toketku
diremas2nya, pentilnya yang udah keras diplintir2 manambah kenikmatan buat aku.
Aku mengejang2kan me2kku mengempot batangnya yang terus keluar masuk
dengan cepat dan keras. “mas , ssh, enak mas , terus mas , ssh, Sintia udah mau
nyampe mas , ssh”, erangku. “Sebentar lagi Sin, aku juga udah ngerasa mau
ngecret nih, ssh”, jawabnya terengah. Dia setengah membungkuk dan mengemut
pentilku. Aku makin napsu jadinya, rambutnya kuremas2, “mas , engh, ngecretin
pejunya dong mas , Sintia pengen ngerasain lagi disemprot peju anget, cepetan
mas , Sintia udah mau nyampe, aakh”, kataku menggelinjang keenakan. Enjotan
batangnya makin bertubi2. Aku merintih2 keenakan jadinya, me2kku jadi
mengejang2 dengan sendirinya meremas batangnya yang terus nyodok keluar
masuk. “mas , enak banget”, erangku sambil menjepitkan kakiku di pinggangnya,
sehingga enjotannya makin terasa nancep dalem sekali di me2kku. Aku memeluk
badannya erat2, “mas , nikmat banget batangnya”, rintihku. Akhirnya, “Akh, Sintia
nyampe mas , aakh”, aku kelojotan saking nikmatnya. me2kku kembali mengejang
dengan keras meremas batangnya sehingga diapun gak bisa bertahan lebih lama
lagi, “Sin, aku ngecret, aakh”, erangnya. Terasa sekali semburan pejunya yang
dahsyat di me2kku. Nikmat tapi lemes banget jadinya.
Setelah isitirahat, dia mencabut batangnya yang sudah lemes dari me2kkku,
batangnya berlumuran pejunya dan lendir me2kku. “Sin, mandi yuk”, ajaknya.
Akupun bangun dan mengikutinya ke kamar mandi. Dia mengambil minuman dari
lemari es dan satu diberikan ke aku. Aku segera minum minuman itu sampe habis,
sedikit menyegarkan setelah dienjot abis2an. Dikamar mandi kami saling
menyabuni, toketku menjadi sasaran remasan tangannya, akupun gak mau kalah
meremas batangnya sambil kukocok2. Hebatnya gak lama kemudian batangnya
mulai keras lagi. “mas kuat amat sih, baru ngecret sekarang udah mulai ngaceng
lagi, abis mandi pasti Sintia dienjot lagi ya mas “, kataku. “abis tangan kamu nakal
sih, jadi buat ngendorin mesti ditancep dime2k kamu lagi”, jawabnya tersenyum.
Tambah lama makin keraslah batangnya sehingga ngaceng sempurna. Aku
ditunggingkannya, aku bertumpu ditembok kamar mandi, kakiku direnggangkannya
dan dia jongkok dibelakangku. me2kku dijeliatnya dari belakang, aku kegelian dan
napsuku kembali berkobar, “mas , Sintia pengen ngerasain lagi batang mas keluar
masuk di me2k Sintia”, erangku keenakan karena jilatannya sudah menyentuh2
1T1Lku. Dia berdiri lagi dan mengarahkan kepala batangnya ke me2kku dari
belakang. Dia menekan kepalanya masuk ke me2kku dan mulai dienjotnya pelan,
sampai akhirnya seluruh batangnya nancep di me2kku. Dia mempercepat enjotan
batangnya keluar masuk sambil tangannya memelukku dari belakang dan
mengkilik2 1T1Lku. Diserang seperti itu aku jadi kelojotan keenakan. Gak lama
dienjot dengan cara seperti itu, aku menggelinjang dan mengejang2, “mas , Sintia
nyampe mas , pinter amat mas ngenjot me2k Sintia, sebentar aja Sintia sudah
nyampe”, kataku terengah. Aku mulai mengejangkan me2ku untuk meremas2
batangnya, dia terus saja mengenjotkan batangnya keluar masuk mengimbangi
empotan me2ku, “Sin, kamu luar biasa deh, ahli banget kamu muasin aku”, katanya.
Dia terus mengkilik2 1T1Lku sambil mengenjotkan batangnya keluar masuk.
Napsuku kembali naik lagi, “mas terus mas , enak banget dienjot sambil dikilik
1T1Lnya, aakh”, erangku lagi.Cukup lama dia mengenjot me2kku dari belakang
sampai akhirnya aku nyampe lagi, bersamaan dengan ngecretnya dia. “Aduh mas ,
kuat banget sih, Sintia sampe lemes deh, tiap ronde Sintia selalu 2 kali nyampe
baru mas ngecret. Nikmat banget mas , boleh ya Sintia tinggal bareng mas”,
rengekku lagi setelah dia mencabut batangnya lagi. Dia tidak menjawab
permintaanku, dia hanya menghidupkan shower lagi untuk membersihkan tubuh
kami. Setelah itu, kami saling mengeringkan badan. Keluar dari kamar mandi
langsung aku merebahkan diri diranjang, sementara dia keluar, katanya untuk
mengambil minuman. Aku sudah ngantuk banget ketika dia kembali membawa 2
cangkir minuman coklat hangat, sesudah kuminum aku langsung tertidur.
Aku terbangun sudah siang, segar setelah semalem dienjot 2 ronde, aku males ke
kantor hari ini. Aku menilpun kantor mengatakan hari ini aku kurang sehat sehingga
besok baru bisa kekantor. Dia masih tertidur disebelahku. batangnya kuelus2,
kuremas pelan2, dan dia terbangun. Begitu juga batangnya. “Sarapan paginya
ngenjot lagi ya Sin”, katanya tersenyum. batangnya yang bsudah mengeras
kukocok2 biar tambah keras, ujung batangnya kujilatin, sekali2 kugigit pelan2. Dia
merem melek keenakan, “Pagi gini udah nikmat, Sin”. batangnya kumasukkan
kemulutku, cuma muat kepalanya saja saking gedenya dan kuemut2 dengan keras,
kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan batangnya di mulutku. Dia merubah
posisi menjadi 69 dan mulai menjilati pahaku bagian dalem, kemudian jilatannya
mengarah keme2ku. yang penuh jembut lebat itu. “Ni jembut, lebat banget, pantes
aja kamu binal banget kalo dienjot”, katanya sambil menjilati me2kku. Aku gak tahan
kalo 1T1Lku mulai dijilati, apalagi diisep2, langsung aja me2kku menjadi basah.
“Sin, udah napsu lagi ya, me2k kamu udah basah banget. Bener kan, cewek yang
jembutnya lebat napsunya besar banget, dikilik sebentar aja udah siap dienjot”,
katanya sambil mengkilik 1T1Lku dengan jarinya. Aku menjadi kelojotan keenakan,
isepan ke batangnya menjadi brenti. “mas , Sintia udah pengen dienjot lagi mas “,
rengekku. Dia bangun, pahaku dikangkangkan, dan dia menempelkan kepala
batangnya di me2kku. Kakiku ditekuknya kedada dan dia mulai menancapkan
batangnya ke me2kku. “Masukin semuanya mas , biar nikmat, erangku terengah2.
Dia mulai mengenjotkan batangnya keluar masuk sehingga sebentar saja sudah
nancep dalam sekali di me2ku. Dia terus mengenjotkan batangnya keluar masuk.
Aku merintih2 keenakan, “mas , nikmat banget mas , terus mas , enjot yang keras”.
Tiba2 dia menarik batangnya sehingga tinggal kepalanya yang terjepit dime2kku,
batangnya hanya digerakkan pelan. Aku jadi blingsatan, “Masukin lagi dong mas ,
mas nakal ih, ayo dong mas dimasukin semua lagi”, rengeku. Tiba2 dia
mengenjotkan lagi batangnya sehingga nancep semua, “Aakh, enak banget mas “.
Belum hilang rasa enaknya, dia sudah menarik batangnya sehingga tinggal
kepalanya saja yang nancep di me2kku, digerak2kan pelan sampai aku mulai
merengek2 dan tiba2 dienjotkan lagi sehingga nancep semuanya di me2kku.
Berulang2 dia melakukan cara itu sehingga akhirnya aku nyerah duluan, “mas
masukin semuanya mas , Sintia nyampe, aakh”, aku mengejang, me2kku terasa
meremas2 batangnya. Aku terengah2 keenakan, kakiku diletakkan diranjang, dia
mulai lagi mengenjotkan batangnya keluar masuk me2kku, segera napsuku bangkit
lagi. Aku menggeliat2 keenakan, tak lupa me2kku kekejang2kan untuk mengempot
batangnya,. Dia pun meringis keenakan, “Terus diempot Sin, nikmat banget”. Tiba2
dia berhenti mengenjotkan batangnya, aku dipeluknya dan dia berguling sehingga
sekarang aku yang diatas. Segera aku yang ambil alih komando, pantatku
kuenjotkan keatas kebawah, mengocok batangnya yang masih perkasa. Toketku
yang berguncang2 seirama naik turunnya pantatku diremas2nya dengan gemas,
pentilnya diplintir2nya sekalian. “Ngenjot gaya apa aja sama mas , sama nikmatnya
ya mas “, kataku sambil mempercepat enjotan pantatku. “Sin, aku udah pengen
ngecret Sin, kita berbalik lagi ya”, katanya sambil memelukku kembali dan berguling
sehingga sekarang dia yang diatas kembali. Dia mulai mengenjotkan batangnya
keluar masuk dengan cepat dan keras, aku makin terengah2 keenakan, “terus mas ,
Sintia udah mau nyampe lagi, bareng lagi ya mas “, kataku. Akhirnya kembali aku
mengejang2 nyampe, sehingga me2kku kembali meremas2 batangnya. Diapun gak
bisa bertahan lagi, sambil mengejotkan batangnya dalem2 dia ngecret, “Sin, enak
Sin, aakh”. Pejunya kembali berhamburan dime2kku. Aku heran juga kayanya stok
pejunya gak ada batesnya, setiap ngecret selalu keluarnya banyak.
Setelah selesai semuanya, kami kembali membersihkan diri dikamar mandi, dia
menyiapkan makan pagi untuk berdua. Setelah makan, aku diantarkan pulang.



Sebulan setelah meeting di Sukabumi, kepala cabang Sukabumi, dinas ke Jakarta.
Ketika aku mau pulang karena jam kerja telah usai, dia mengajakku ngobrol. Kantor
sudah sepi karena memang sudah lewat waktu karyawan pulang. “Sin, kamu nginep
aja malem ini sama aku, katanya suami lagi gak dirumah”, katanya to the point. “Aku
denger, meeting yang lalu kamu dateng sama laki2 ya, dua orang lagi”, Lanjutnya.
“Kok bapak tau sih”, jawabku. “Ya, aku kan punya mata dan telinga dimana2, jadi
taulah kalo kamu dibawa lelaki itu nginep, mau ya nginep sama aku”, rayunya.
“Nginep sama bapak, emangnya kita mau ngapain”, kataku pura2 tidak tau
maksudnya. “Kamu pake pura2 gak tau lagi, kalo nginep sama kamu ya ngapain lagi
kalo gak ngen tot. Aku napsu liat kamu, aku pengen ngen tot sama kamu, mau ya”,
katanya, maksa lagi.”Emangnya bapak mau bawa sintia nginep dimana, baik2
ketauan yang lain lo pak, kan mata dan telinga juga ada dimana2?, kataku menirukan
perkataannya. “Beres lah soal itu, aku ada tempat yang cukup tersembunyi, aman
dari mata dan telinga yang lain, kamu mau ya”, jawabnya mencoba meyakinkan aku.
Aku akhirnya menggangguk saja. “Tapi sintia gak bawa baju ganti pak”, kataku lagi.
“Kita beli pakaian ganti deh, sebenarnya untuk malem ini kan kamu gak perlu
pakaian yang”, jawabnya sambil tersenyum. Dia mengajak aku ke toko untuk
membeli pakaian. Aku membeli beberapa potong pakaian, termasuk daleman yang
merangsang. Kemudian kita pergi makan malam, dari situ baru meluncur ke hotel
yang dia maksud. Hotelnya memang tidak nampak seperti hotel dari luar. “Ini motel
ya pak, bapak kok tau sih tempat kaya beginian, sering kesini ya pak”, tanyaku.
“Bukan yang, hotel tapi lokasinya tersembunyi dari keramaian, suka juga sih
keyangi, kalo pengen ngen tot ama abg”, jawabnya. Dia langsung masuk ke garasi
dan petugas segera menutup rolling door garayangya. “Aku sudah book satu kamar
yang untuk kita malem ini”, katanya sambil keluar dari mobil. Aku mengikutinya
sambil membawa tas yang berisi pakaian.
Di kamar, aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat dipipiku. Aku berdebaran.
DIa menggandengku dan duduk di sofa empuk yang ada di kamar. Kamar hotelnya
cukup besar, berisi satu tempat tidur besar dan seperangkat sofa, selain meja rias.
Dia mengambil minuman kaleng yang dibawanya, dibukanya dan diberikan
kepadaku. “Ayo minum, santai saja, mau mandi dulu enggak, kan tadi panas diluar”,
katanya sambil menepuk2 pahaku. Sambil tersenyum-senyum dia berlalu ke kamar
mandi. Aku heran juga kenapa dia tidak mengajakku mandi bersama, tapi aku diam
saja. Gak lama kemudian, dia keluar dari kamar mandi hanya dengan bersarungkan
handuk dipinggangnya. “Gantian deh mandi biar segar”. Di kamar mandi, di bawah
shower, aku mengelus2 to ketku dengan busa sabun, demikian pula dengan
jembut dan no nokku, sehingga napsuku menjadi ber kobar2. Selesai mandi aku
memakai dalemanku yang seksi, bra dan CD mini yang tipis model bikini, sehingga
bra hanya ditalikan di belakang leher dan punggungku, sedang CD mininya ditalikan
di kiri dan kanannya. Karena branya tipis, otomatis pentilku yang sudah mengeras
menonjol sekali, demikian juga jembutku yang lebat sangat berbayang dengan CD
tipis itu. Karena bentuknya yang mini, jembutku menyembul di bagian atas, kiri dan
kanan CD ku. Dia yang sedang duduk di sofa membelalakkan matanya ketika
melihat aku keluar dari kamar mandi hanya berbalut bikini tipis dan seksi itu. “Lama
sekali sih mandinya, pasti deh ngelus2 diri sendiri, ya. Kamu cantik sekali Sin, seksi
sekali” katanya. Aku duduk disebelahnya dan menjawab “Habis bapak sih mandinya
gak ngajak2, sehingga terpaksa sintia ngelus2 sendiri. Bapak suka kan ngeliat sintia
pakai bikini seperti ini”. “Suka banget, kamu napsuin deh”. “Udah nga ceng dong
pak”. Aku yakin melihat pemandangan yang menggairahkan ini pasti mengungkit
nafsu nya. kon tolnya terlihat mulai bergerak-gerak dibalik handuk yang disarungkan
dipinggangnya.”sintia tahu, pasti bapak suka, tak usah khawatir, kan malam ini
sepenuhnya milik kita.” Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalam
hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku direngkuh dengan ketat ke
dalam pelukannya. Tangannya mulai bergerilya me remas2 to ketku. Pentilku yang
sudah mengeras dipelintir2 nya dari balik bra tipisku, Ini membuat rangsangan yang
lebih hebat lagi buat aku. Aku menggeliat-geliat sambil mulutku terus menyambut
permainan bibir dan lidahnya. Lidahnya menerobos mulutku dan bergulat dengan
lidahku.
Tanganku pun aktif menerobos handuk yang dikenakannya dan meremas2 kon
tolnya yang sudah mulai nga ceng itu. Membalas gerakanku itu, tangan kanannya
mulai merayapi pahaku yang mulus. Dia menikmati kehalusan kulitku itu. Semakin
mendekati pangkal pahaku, aku membuka pahaku lebih lebar, biar tangannya lebih
leluasa bergerak. Peralahan-lahan tangannya menyentuh gundukan no nokku yang
masih tertutup CD bikini tipis. Jarinya menelikung ke balik CDku dan menyentuh
bibir no nokku dan menggosok2 itilku. Aku mengaduh tetapi segera dibungkam
oleh permainan lidahnya. Badanku mulai menggeletar menahan nafsu yang semakin
meningkat. Tanganku terus menggenggam kon tol yang besar dan panjang itu.
Ukurannya ketika nga ceng mungkin sekitar 18 cm dengan diameter sekitar 5 cm.
kon tol inilah yang membuat aku menjadi ketagihan. “Pak, besar banget sih kon
tolnya, dipakai in obat apa sih sampai besar begini”, kataku sambil mengocok
lembut kon tolnya. “Kamu sukakan sama kon tolku”, bukan menjawab dia malah
balik bertanya. “Suka banget pak, kalau sudah masuk semua pasti no nok sintia
sesak deh kemasukan kon tol bapak, apalagi kalau udah bapak enjot, gesekan kon
tol bapak ke no nok sintia pasti terasa banget. sintia udah gak sabar nih pak, udah
pengen ngerasain kon tol bapak nggesek no nok sintia”. jawabku penuh napsu.
Kocokan lembut jari-jariku itu membuat kon tolnya semakin nga ceng mengeras.
Dia mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan
dengan itu bibir mungilku itu menyentuh pentil nya. Lidahku bergerak lincah
menjilatinya. Dia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tanganku makin cepat
mengocok kon tolnya yang semakin berdenyut-denyut nga ceng. “Ayo ke
ranjang”, bisiknya, “Kita tuntaskan permainan kita.” Aku bangkit berdiri, Dia
memelukku. Diangkatnya tubuhku dan lidahnya yang terus menerabas leherku
membuat nafasku terengah-engah nikmat. to ketku lembut menempel lekat di
dadanya. Aku direbahkan di tempat tidur yang lebar dan empuk, Dia menarik
pengikat bra dan CD ku. Aku biarkan dia melakukan semuanya sambil ber desah2
menahan napsuku yang makin menggila.
Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhku, ia mundur dan
memandangi tubuhku yang telentang bertelanjang bulat, bersih dan wangi sabun
karena habis mandi. Ia memandangi rambutku yang kepirangan tergerai sampai
kepundak, to ketku yang padat dengan pentil yang sudah mengeras, perutku yang
rata dengan lekukan pusernya, pahaku yang mulus dengan pinggul yang bundar
digantungi oleh dua bongkah pantat yang bulat padat dan di sela paha itu terlihat
gundukan hitam lebat jembutku. “Ngapain pak hanya dilihatin saja,” protesku. “Aku
kagum akan keindahan tubuhmu”, jawabnya. “Semuanya ini milik bapak malam ini”,
kataku sambil merentangkan tanganku. Dia mendekatiku dan duduk dipinggir tempat
tidur. Aku dipeluknya dengan erat. “Pak, sintia mau menjilati bapak, gantian ya”,
kataku. Dia berbaring, kemudian mulutku mulai menjelajahi seluruh dada termasuk
pentilnya dan perutnya, terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal
pahanya. Dengan lincah aku lepaskan belitan handuk dipinggangnya. kon tolnya
yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Dengan mulut kutangkap
kepala kon tolnya itu. Lidahku dengan lincah memutar- mutar kon tolnya dalam
mulutku. Dia mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi itu.
Puas mempermainkan kon tolnya aku merebahkan diri di sampingnya. Dia mulai
beraksi. Disergapnya to ket kananku sembari tangan kanannya meremas-remas to
ket kiriku. Bibirnya mengulum pentil to ketku yang mengeras itu. to ketku juga
mengeras diiringi deburan jantungku. Puas to ket kanan mulutnya beralih ke to ket
kiri. Lalu perlahan tetapi pasti dia turun ke perutku. Aku menggelinjang-linjang
menahan desakan birahi yang semakin menggila. Dia menjilati perutku yang rata
dan dijulurkannya lidahnya ke dalam pusarku. “Auu..” aku mengerang, “Oh.. Oh..
Oh..” jeritku semakin keras. Mulutnya semakin mendekati pangkal pahaku. Perlahan
-lahan pahaku membuka dengan sendirinya, menampakkan no nok ku yang telah
merekah dan basah. Jembut yang hitam lebat melingkupi no nok yang kemerah-
merahan itu. Dia mendekatkan mulutnya ke no nokku dan dengan perlahan lidahnya
menyuruk ke dalam no nokku yang telah basah membanjir itu. Aku menjerit dan
spontan duduk sambil menekan kepalanya sehingga lidahnya lebih dalam
terbenam. Tubuhku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatku
menggeletar hebat sedang pahaku semakin lebar membuka. “Aaa.. Auu.. Ooo..”,
jeritku keras. Dia terus mempermainkan itilku dengan lidahnya. Aku menghentakkan
pantatku ke atas dan memegang kepalanya erat-erat. Aku melolong keras. Pada
saat itu kurasakan banjir cairan no nok ku. Aku sudah nyampe yang pertama.
Dia berhenti sejenak membiarkan aku menikmatinya. Sesudah itu mulailah dia
menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhku. Kembali erangan suaraku
terdengar tanda napsuku mulai menaik lagi. Tanganku menjulur mencari-cari batang
kon tolnya. kon tolnya telah nga ceng sekeras beton. Aku meremasnya. Dia
menjerit kecil, karena nafsunya pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian. Aku
didorongnya sehingga rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan dia naik ke atasku.
Aku membuka pahaku lebar-lebar siap menerima masuknya kon tolnya. Kepalaku
bergerak-gerak, mulutku terus menggumam. Mataku terpejam menunggu. Dia
menurunkan pantatnya. kon tolnya berkilat-kilat dengan kepalanya yang memerah
siap menjalankan tugasnya. Dia mengusap-usapkan kon tolnya di bibir no nokku.
Aku semakin menggelinjang. “Cepat pak. sintia sudah nggak tahan!” jeritku. Dia
menurunkan pantatnya perlahan-lahan. Dan.. BLESS! kon tolnya menerobos no
nokku diiringi jeritanku. Aku tidak perduli apakah tamu disebelah kamar mendengar
jeritanku atau tidak. Dia berhenti sebentar membiarkan aku menikmatinya. Lalu
ditekannya lagi dengan keras sehingga kon tolnya yang panjang dan besar itu
menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang no nokku. Aku
menghentak-hentakkan pantatku ke atas agar kon tolnya masuk lebih dalam lagi.
Aku terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan dia
mulai mengenjotkan kon tolnya. Pantatku kuputar-putar untuk memperbesar rasa
nikmat. to ketku tergoncang-goncang seirama dengan genjotannya di no nok ku.
Mataku terpejam dan bibirku terbuka, berdesis-desis menahankan rasa nikmat.
Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi jeritan. Dia
membungkam jeritanku dengan mulutnya. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di
bawah sana kon tolnya leluasa bertarung dengan no nokku. “OH..”, erangku, “Lebih
keras pak, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!” Tanganku melingkar
merangkulnya ketat. Kuku-kukuku membenam di punggungnya. Pahaku semakin
lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir no nokku seirama dengan
enjotan kon tolnya. “Aku mau ngecret, Sin”, bisiknya di sela-sela nafasku
memburu. “sintia juga pak”, sahutku, “Di dalam aja pak ngecretnya. sintia ingin
bapak ngecret di dalam.” Dia mempercepat enjotan kon tolnya. Keringatnya
mengalir dan menyatu dengan keringatku. Bibirnya ditekan ke bibirku. Kedua
tangannya mencengkam kedua to ketku. Diiringi geraman keras dia
menghentakkan pantatnya dan kon tolnya terbenam sedalam-dalamnya. Pejunya
memancar deras. Aku pun melolong panjang dan menghentakkan pantatku ke atas
menerima kon tolnya sedalam-dalamnya. Kedua pahaku naik dan membelit
pantatnya. Aku pun mencapai puncaknya. kon tolnya berdenyut- denyut
memuntahkan pejunya ke dalam no nokku.
Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu.
Lalu perlahan- lahan Dia mengangkat tubuhnya. Dia memandangi wajahku yang
berbinar karena napsu yang telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.
“Bapak hebat sekali”, kataku”. “Kamu juga luar biasa Sin”, sahutnya, “Aku sungguh
puas karena kamu binal banget, itu yang membuat napsuku juga berkobar2. Kamu
tidak menyesal kan yang ngen tot denganku?” “Tidak”, kataku, “sintia malah
pengen dipuasin lagi.” “Jangan kawatir, stok pejuku masih banyak” jawabnya. Dia
mencabut kon tolku dan rebah di sampingku. Kami beralih ke kamar mandi. Dia
memandikanku di shower. Kedua tangannya menyabuniku seluruh tubuhku, to ket,
puser, jembut dan no nokku menjadi sasaran elusan tangannya yang dipenuhi busa
sabun. Gesekan, rabaan dan remasan tangannya akhirnya merangsang napsu ku
kembali. Aku heran juga, mengapa napsuku cepat sekali naik, padahal dia baru
selesai mengen toti ku. “Pak, sintia sudah napsu lagi, pengen ngerasain kon tol
bapak keluar masuk di no nok sintia lagi”, kataku sambil meremas2 kon tolnya
yang juga mulai mengeras. “Iya, sambil ngeremas2 to ketmu, aku juga napsu, main
lagi yuk, tapi di kamar mandi ya”., jawabnya.
Dia duduk di atas closet dengan kon tolnya yang sudah nga ceng mengacung
tegak ke atas. Aku mengangkangkan pahaku dan mendekatinya dari depan, siap-
siap untuk dien tot. Aku sudah duduk merapat di pahanya. kon tolnya yang sudah
nga ceng tanpa halangan langsung menerobos no nok ku, bersarang sedalam-
dalamnya. Aku disuruhnya segera menggoyang pantatku. Terasa nikmat sekali.
Kedua to ketku diremas2nya dengan penuh. Dia juga mengenjotkan kon tolnya
kedepan kebelakang, walaupun dalam gerakan yang terbatas, tapi ini membuat aku
mengerang keras dan sudah terasa mau nyampe lagi. Hebat benar dia merangsang
napsuku, baru sebentar goyang sudah mau nyampe saking nikmatnya. Aku menjadi
semakin liar dalam menggoyang pantatku. Aku sudah makin terangsang sehingga
akhirnya badanku mengejang-ngejang diiringi erangan kenikmatan. “Auu.. pak!” jerit
ku. Untuk beberapa saat kami terdiam. Ia memelukku erat-erat. “yang, aku belum
ngecret kok kamu udah nyampe”, katanya. “Habis, nikmat banget sih rasanya kon
tol bapak nyodok2 no nok sintia”, jawabku terengah. “Kita terusin ya”, aku hanya
mengangguk lemas.
Dia mengajakku berdiri dan menyuruhku membungkuk di wastafel dan membuka
pahaku lebar2. Dia mendekat dari belakang. Tangannya menyapu lembut pantatku
yang mulus tapi padat. Aku menggigit bibirku dan menahan napas, tak sabar
menanti masuknya kon tolnya yang masih keras. Tangannya melingkari kedua
pahaku lalu diarahkannya kon tolnya ke no nok ku. Perlahan-lahan kepala kon
tolnya yang melebar dan berwarna merah mengkilap itu menerobos no nokku. Aku
mendongak dan mendesis kenikmatan. Sejenak Dia berhenti dan membiarkan aku
menikmatinya, lalu mendadak dihentakkan pantatnya keras ke depan. Sehingga
terbenamlah seluruh kon tol nya di no nok ku. “Aacchh..!!”, aku mengerang keras.
Rambutku dijambaknya sehingga wajahku mendongak ke atas. Sambil terus
menggenjot no nok ku, tangannya meremas2 kedua to ketku yang berguncang2
karena enjotannya yang keras, seirama dengan keluar masuknya kon tolnya di no
nokku. Terdengar bunyi kecipak cairan no nokku, aku pun terus mendesah dan
melenguh. Mendengar itu semua, Dia semakin bernafsu. Enjotan kon tolnya
dipercepat, sehingga erangan dan lenguhan ku makin menjadi2. “Oohh..! Lebih
keras pak. Ayo, cepat. Cepat. Lebih keras lagii!” Keringatnya deras menetesi
punggung dan dadaku. Wajahku pun telah basah oleh keringat. Rambut ku semakin
keras disentak. Kepalaku semakin mendongak. Dan akhirnya dengan satu sentakan
keras, dia membenamkan kon tolnya sedalam-dalamnya. Aku menjerit karena
kembali nyampe untuk yang kedua kalinya. Kedua tangannya terus meremas2 to
ketku dengan penuh nafsu. Ia pun makin keras menghentakkan kon tolnya keluar
masuk no nokku sampai akhirnya pejunya menyemprot dengan derasnya di dalam
no nokku. Rasanya tak ada habis-habisnya. Dengan lemas aku rebah di wastafel
dan dia menelungkup di atas punggungku.
Beberapa saat kami diam di tempat dengan kon tolnya yang masih menancap di no
nokku. Kemudian Dia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat dan kami
berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Akhirnya terasa juga perut lapar yang
sudah minta diisi.Kembali lagi enersiku terkuras ngelayani si bapak. Dia keluar lebih
dulu, terdengar dia menelpon room service untuk memesan makan malem dan
minumannya. Kemudian dia kembali ke kamar mandi dan memelukku yang masih
berada dibawah shower air hangat. “Sin, nikmat sekali ngen tot dengan kamu”,
katanya. “iya pak, sintia juga nikmat sekali, masih ada ronde ketiga kan pak?”
harapku. “Pasti dong”, jawabnya sambil tersenyum. Terdengar bel pintu, Dia
menyarungkan handuk di pinggangnya dan keluar kamar mandi, ternyata room
service. Setelah itu dia kembali ke kamar mandi, shower dimatikan dan badanku
dikeringkannya dengan handuk. “Sin, kamu masih punya daleman yang lain?”
tanyanya. “Ada pak”, jawabku. Aku pun keluar dari kamar mandi bersama dengan
dia, terbungkus handuk. Aku mengambil dalemanku yang kedua dan kembali ke
kamar mandi. Kali ini aku memakai bra tipis model bertali dan g string mini yang juga
bertali, keduanya tipis sehingga sangat terbayang bagian2 tubuhku yang ditutupinya.
Karena g string ku lebih minim daripada CD sebelumnya, praktis jembutku yang
lebat itu berhamburan ke mana2. Aku keluar dari kamar mandi dan duduk di sofa
disebelah Dia. Dari jendela kamar terlihat lampu2 sudah menyala karena memang
tidak terasa sudah gelap di luar sana. Matanya ber binar2 memandangi aku dengan
CD yang lebih minim lagi. Kelihatan sekali dia berusaha menahan napsunya karena
perut sudah keroncongan. Kami makan malam sambil berpelukan. Nyaman rasanya
dalam keadaan yang hampir telanjang dipeluk olehnya. Aku menyandar di dadanya
yang bidang. “Pak, sintia bahagia sekali dengan bapak, mau rasanya sintia tiap
malem dien tot sampai lemas”, sambil mengelus2 pentil nya. Dia mengangkat
daguku dan mencium bibirku dengan mesra sekali. Selesai makan, kembali kamu
berpelukan di tempat tidur walaupun seprei sudah kucel akibat pertempuran seru
tadi siang, toh sebentar lagi kami akan membuat seprei itu lebih kucel lagi.
Aku tidur dipelukannya, rambutku yang basah di elus2nya. Karena kenyang, lemas
dan nyaman, aku sampai tertidur dipelukannya.



Aku tidur dipelukannya, rambutku yang basah di elus2nya. Karena kenyang, lemas
dan nyaman, aku sampai tertidur dipelukannya. Tidak tahu berapa lama aku tertidur,
tahu aku terbangun karena keningku diciumnya dengan lembut. “Kamu tidur pules
sekali, gimana masih mau lagi tidak?” tanyanya sambil tersenyum. Aku menggeliat,
terbangun dan menuju ke kamar mandi karena ingin kencing. Selesainya aku
kembali ke pelukan dia. Handphone nya berbunyi, dia bangun dan mengambil hp
nya. Terus dia duduk disebelahku di tempat tidur, sambil tersenyum dia bertanya
“Sin, mau main bertiga enggak?” “Pak, ngen tot sama bapak saja sintia udah lemas
begini, apalagi kalo dien tot sama 2 cowok”, jawabku. “Bukan 2 cowok yang, tapi 2
cewek’ gimana, tadi ada cewek yang kirim sms nanyain kenapa kok aku belum
jemput dia. Memang sih aku ngebook dia untuk malem ini kawatir kamu gak bisa
nemenin aku. Ayu namanya” jawabnya menerangkan. Walaupun aku cemburu lagi
mendengarnya, sepertinya dia akan melaksanakan niatnya “Ya terserah bapak aja
deh”. “Ya udah, sekarang kamu tidur2an aja lagi, aku mau jemput Ayu, enggak jauh
kok tempatnya dari hotel”, katanya sambil keluar kamar. Karena masih lemas aku
tertidur lagi sampai terdengar ketukan dipintu. Aku bangun dan membukakan pintu.
Dia masuk dengan cewek abg yang dibawanya. Aku diperkenalkan dengan Ayu,
Ayu terbelalak melihat aku yang hanya mengenakan bra dan g string mini yang tipis,
dan membuka jaketnya. Ayu hanya pakai tanktop ketat dan celana pendek yang
mini. to ketnya besar, kayanya lebih besar dari to ketku. Bulu tangannya panjang2
dan kelihatan ada kumis tipis diatas bibirnya. Pantas dia napsu sekali ingin mengen
toti Ayu. Dia memang biasa ngen tot dengan oom oom, katanya setiap weekend
dia selalu ngen tot dengan oom oom. “Sori ya mbak, Ayu enggak tahu sih kalau si
oom sudah janjian dengan mbak”, katanya. “Gak apa2 kok YU, kan si oom yang
menentukan dia mau sama siapa”, jawabku. dia memperkenalkan aku sebagai
Yayang, dia tidak mau menyebutkan namaku yang sebenarnya.
dia keluar dari kamar mandi hanya dengan balutan handuk, rupanya dia sudah tidak
sabar lagi untuk segera ngen tot dengan Ayu. Ayu segera duduk disebelahnya di
sofa. Dia merangkul Ayu dan mencium bibirnya. Tangannya mulai mengelus to ket
Ayu yang montok itu, desah nafas nikmat terdengar dari mulut Ayu. Ayu pun tidak
tinggal diam, tangannya menerobos handuk dan menggenggam kon tolnya yang
sudah nga ceng sekeras tank baja. “Besar banget kon tolnya oom”, kata Ayu.
“Memangnya kamu enggak pernah ngelihat kon tol segede ini YU”, katanya sambil
meringis2 kenikmatan karena Ayu mulai meremas2 kon tolnya. “Ngelihat yang gede
sih sering oom, tapi yang segede ini sih Ayu belum pernah lihat. no nok Ayu sudah
empot2an ngelihat kon tol oom segede ini, udah pengen dienjot oom”, kata Ayu
yang juga sudah mulai napsu. Dia makin getol meremas2 to ket Ayu dari luar
tanktopnya. Kayanya dia mau Ayu yang aktif lebih dahulu. Ayu segera melepas lilitan
handuk dia sehingga kon tolnya yang besar panjang itu langsung tegak menantang.
Mulut Ayu langsung menyergapnya, kon tolnya yang sudah tegang itu langsung
diemutnya. Cukup lama Ayu mengemut kon tolnya, sampai akhirnya dia sudah tidak
dapat menahan napsunya lagi. Segera tanktop Ayu dan celana pendeknya dilepas,
kemudian menyusul bra dan CDnya sehingga Ayu sudah bertelanjang bulat. to ket
Ayu besar dan kencang, dihiasi dengan sepasang pentil hitam yang besar juga,
mungkin karena sering dihisap oom oom yang mengen totinya. Jembutnya lebih
lebat dari jembutku, mengitari no noknya, sehingga no noknya tertutup oleh
lebatnya jembut hitam itu. Dia menarik Ayu ke tempat tidur, aku memberi tempat
untuk mereka. Kulihat dia berbaring merapat ke Ayu. Kakinya diangkat dan digesek
-gesekkan diatas paha Ayu, sementara tangannya kembali meremas to ket Ayu
yang pentilnya sudah menonjol keras. Perlahan dia turun menciumi leher Ayu dan
memutar-mutarkan lidahnya di pentil to ketnya, sementara tangannya menjelajah ke
pangkal paha Ayu, menyibak jembutnya yang hitam lebat. Dia mengusap bibir no
nok Ayu sehingga Ayu menggelinjangkan pinggulnya. Kuperhatikan Ayu
memejamkan matanya menikmati sentuhan dan rangsangannya sambil meremas2
perlahan kon tolnya. Dia memainkan ujung jarinya menyapu bibir no nok Ayu yang
sudah membasah. Pentil Ayu terus dijilatinya bersamaan dengan menggosok
perlahan perlahan itil Ayu dengan ujung jari telunjuknya. Serta merta Ayu
menggoyangkan pantat dan pinggulnya, menggeleparkan dan membuka lebar
pahanya dan membusungkan dadanya, sementara tangannya menggenggam erat
kon tolnya yang mengeras dan berdenyut-denyut. “Uuff oom, diapakan tubuhku ini,”
Ayu mengerang menahan kenikmatan. Tubuhnya menggelinjang keras sekali, paha
Ayu bergetar hebat dan kadang menjepit tangannya dengan erat saat jarinya masih
menyentuh itil Ayu. kon tolnya terus dicengkeram Ayu dengan keras. Dia juga terus
meremas perlahan to ket Ayu yang tambah mengeras dan membusung itu dengan
tangan kirinya, sementara tangan kanannya terjepit diantara kedua paha Ayu. Ayu
terus meremas kon tolnya, tangan satunya memeluk dia erat sementara paha dan
kakinya menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan tak karuan, Ayu
sudah nyampe sebelum dien tot. Memang dia luar biasa kalau merangsang cewek.
Tanpa berhenti itil Ayu terus dimainkan pelan. Aku yang menonton adegan itu
menjadi sangat terangsang sehingga no nokku juga sudah kuyup, tetapi giliranku
belum tiba sehingga aku harus bersabar sambil menonton adegan super hot itu.
Pentil Ayu terlihat menonjol keras kecoklatan, mungkin Ayu sudah terangsang
kembali. Pahanya telah dibuka lebar-lebar. no nok nya basah, demikian pula
jembut hitam lebat di seputarnya. Dia segera menaiki Ayu, kon tolnya yang sudah
menegang diarahkan ke no nok Ayu. Ujung kon tolnya menguak perlahan-lahan
bibir no nok Ayu. Ayu mendesah nikmat ketika dia perlahan-lahan menyuruk masuk.
kon tol yang besar itu menerobos no nok Ayu yang telah basah berlendir. Ketika
separuh kon tolnya telah menerobos no nok Ayu, dia berhenti sejenak dan
membiarkan Ayu menikmatinya. Kulihat ekspresi wajah Ayu yang menggelinjang
kenikmatan. Tangannya meremas-remas kain seprei. Dari mulutnya keluar desah-
desah nikmat. Setelah aku menikmati ekspresi penuh kenikmatan wajah Ayu di saat
itulah pantat dia kucium. Dia terkejut karena geli. Reakyangya tak terduga. Dia
menyodokkan kon tolnya dengan keras ke arah Ayu. kon tolnya yang besar dan
panjang itu langsung menerobos no nok Ayu sehingga tertanam sepenuhnya. Ayu
tersentak dan membelalakkan matanya sambil mengerang hebat. “Aaoohh oom”,
erang Ayu penuh kenikmatan. Ayu menhentak2kan pantatnya ke atas untuk
menerima kon tolnya sepenuhnya. Pahanya yang membelit pinggang dia. Setelah
berhenti sejenak dan memberi kesempatan kepada Ayu untuk menikmati sensasi
ini, dia mulai bergerak. kon tolnya dienjotkan maju mundur. Mula-mula perlahan-
lahan, lalu bergerak makin cepat. Tubuh Ayu bergetar-getar seirama dengan
enjotan kon tolnya. Mulut Ayu terbuka dan mendesis-desis. Dia segera melumat
bibir Ayu dan Ayu membalasnya. Tubuhnya mulai berkeringat, menetes dan
menyatu dengan keringat Ayu. Ayu membuka pahanya lebar-lebar sehingga dia
dapat leluasa menggenjot no nok Ayu. Terdengar kecipak bunyi cairan no nok Ayu
karena sodokan kon tolnya. “Aku mau nyampe oom” erang Ayu. “Ayo, oom.. Lebih
keras! Auu!!” Dia mempercepat gerakannya dan dalam hitungan dua menit, Ayu
menjerit sekeras-kerasnya sambil menghentak-hentakkan pantatnya ke atas.
Tubuhnya menggeletar karena rasa nikmat yang luar biasa. Pahanya ketat
membelit pinggang dia dan tangannya memeluk dengan eratnya. Desah puas
terdengar dari mulutnya.
“Yayang masih menunggu Yu”, katanya mengingatkan. Ayu mengangguk dan
melepaskan pelukannya. Dia mencabut kon tolnya yang masih tegak keras dan
berkilat-kilat karena dilumuri lendir no nok Ayu. Dari no nok Ayu kulihat aliran lendir
no noknya. Ayu tetap berbaring dengan paha terbuka dan mata tertutup. to ketnya
membusung ke atas, agak memerah karena remasan dan gigitan dia. dia menoleh
ke arahku “Sekarang giliranmu yang”. dia melepaskan bra dan g string yang melekat
ditubuhku dengan cepat, dia sudah tidak sabar untuk segera mengen totiku. Dia
tahu bahwa aku sudah sangat bernapsu dari g stringku yang sudah basah itu.
Langsung dia menyuruh aku menungging, dia rupanya ingin melakukan lagi doggie
style seperti yang dilakukannya di kamar mandi beberapa saat yang lalu. “Ayo,pak,
aku udah nggak sabar, nih. Pengen cepat dienjot kon tol bapak yang gede itu.”
“Siapa takut!” sahutnya. Karena aku sudah sangat terangsang, dia tidak menunggu
lama-lama. Langsung saja diarahkannya kon tolnya ke arah no nok ku. Jembutku
yang hitam lebat itu disibaknya tampaklah bibir no nokku yang berwarna merah
muda dan basah berlendir. Aku menurunkan kepalaku hingga bertumpu ke bantal.
Pantat kuiangkat. Aku meremas ujung-ujung bantal dengan nafasnya berdesah tak
teratur. Bulu-bulu halus tubuhku meremang, menantikan saat-saat sensasional
ketika kon tolnya akan menerobos no nokku. Dia makin merapat. Dia mengelus-
elus kedua belahan pantatku. Perlahan-lahan dia mempermainkan jembut lebat
disekitar no nokku yang sudah basah itu dan kemudian menggesek itilku. Aku
mengerang-erang menahan napsuku yang semakin menggila. Pantatku bergetar
menahan rangsangan tangannya. “Ayo, pak”, erang ku. “Udah nggak tahan nih!” Dia
mengarahkan kon tolnya yang masih sangat keras itu ke arah no nok ku.
Diselipkannya kepala kon tolnya di antara bibir no nokku. Aku mendesah.
Kemudian perlahan tapi pasti dia mendorong kon tolnya ke depan. kon tolnya
menerobos no nok ku. Aku menjerit kecil sambil mendongakkan kepalaku ke atas.
Sejenak dia berhenti dan membiarkan aku menikmatinya. Ketika aku tengah
mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak dia menyodokkan kon
tolnya ke depan dengan cepat dan keras sehingga kon tolnya meluncur ke dalam
no nokku. Aku tersentak dan menjerit keras. “Aduh pak, enak!” jerit ku. dia
mempercepat enjotan kon tolnya di no nokku. Semakin keras dan cepat
enjotannya, semakin keras erangan dan jeritanku. “Aa..h.!” jerit ku nyampe. Aku
terkapar di tempat tidur telungkup, sementara dia belum juga ngecret. Kemudian
aku ditelentangkan dan dia menaiki tubuhku, pahanya menempel erat dipahaku yang
mengangkang. Kepala kon tolnya ditempelkan Ke itilku. Sambil menciumi leher,
pundak dan belakang telingaku, kepala kon tolnya bergerak- gerak mengelilingi
bibir no nokku yang sudah basah. Aku merem melek menikmati kon tolnya di bibir
no nokku, akhirnya diselipkannya kon tolnya. “Aah”‘ jeritku keenakan. Aku merasa
kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit dimasukkannya kon tolnya. Aku
menggoyangkan pantatku sehingga kon tolnya hampir seluruhnya masuk. “Pak
enjot dong kon tolnya, rasanya nikmat sekali”. Perlahan dia mulai mengenjot kon
tolnya keluar masuk no nokku. Aku menarik2 sprei tempat tidur saking enaknya,
sementara paha ku kangkangin lebar-lebar, hingga akhirnya kakiku melingkar di
pantatnya supaya kon tolnya masuk sedalam-dalam ke no nokku. Aku berteriak-
teriak dan merapatkan jepitan kakiku di pantatnya, sambil menarik kuat-kuat sprei
tempat tidur. Dia membenamkan kon tolnya seluruhnya di dalam no nokku. “Pak,
aku nyampe lagi.. Ahh.. Ahh.. Ahh,” jeritku. Beberapa saat kemudian, dia membuka
sedikit jepitan kaki ku dipantatnya, paha ku dibukanya lebar2 dan akhirnya dengan
cepat di enjotnya kon tolnya keluar masuk no nokku. Nikmat sekali rasanya. setelah
delapan sampai sembilan enjotan kon tolnya di no nokku dan akhirnya kurasakan
ada sesuatu yang meledak dari dalam kon tolnya. Croot.. Croot.. Croot.. Croot..
“yang, Aku keluar”, erangnya. Pejunya muncrat banyak sekali memenuhi no nokku.
Tanganku mencekal pahaku dan menarik erat-erat ke arah kon tolnya, sehingga kon
tolnya terbenam makin dalamnya di no nok ku. Aku bersimbah keringat,
keringatnya yang bercampur dengan keringatku sendiri. Aku mencengkam seprei
kuat-kuat, menahan rasa nikmat yang melanda sekujur tubuhnya. Dia membiarkan
kon tolnya tetap menancap di no nokku dan mendaratkan bibirnya di bibirku. Kami
berpagutan erat. “Oh! nikmatnya!” kataku. “Bapak luar biasa ya, udah ronde ketiga,
bisa bikin aku 2 kali nyampe, dan ngecretnya tetap banyak”. Dia mencabut kon
tolnya dari no nok ku. Pejunya bercampur cairan no nok ku, menetes membasahi
pahaku. Kami bertiga rebah di tempat tidur. Dia ditengah diantara Ayu dan aku. Aku
mencium pipinya, kami hanya berbaring diam merasakan kenikmatan yang masih
membekas. Akhirnya aku kembali terlelap karena kelelahan.
Pagi harinya aku terbangun karena tempat tidur bergoyang dengan keras dan
terdengar erangan Ayu, rupanya dia sudah memulai aktivitas pagi dengan mengen
toti Ayu. Ayu yang telentang mengangkang menjerit keenakan “Aa..”, jeritnya. kon
tolnya yang besar dan panjang itu menerobos ke luar masuk no nok Ayu. Ayu
menghentak-hentakkan pantatnya ke atas sehingga kon tolnya menyuruk lebih
dalam lagi. Dia berhenti dan membiarkan Ayu menikmatinya. Ayu terus mendesis-
desis dan mengerang-erang nikmat. Dia terus mengenjotkan kon tolnya keluar
masuk. Erangan Ayu semakin keras. to ketnya bergoncang-goncang seirama
dengan enjotannya. Ayu mencengkam kedua lengan dia sementara dia tetap saja
mengocok kon tolnya keluar masuk dengan cepat. “Cepat.. oom..” gumam Ayu,
“Ayu mau nyampe..” Dia lebih mempercepat tempo enjotannya. Tiba-tiba Ayu
menarik tubuhnya hingga dia rebah sepenuhnya di atas tubuh Ayu. “Aaahh..”,
jeritnya. Tubuh Ayu bergetar hebat. Pantatnya dihentak- hentakkannya ke atas.
Pahanya terangkat dan membelit pantat dia sehingga menyatu sepenuhnya.
Nafasnya terengah-engah. Dia mencabut kon tolnya yang berlumuran dengan
cairan no nok Ayu, masih keras karena belum ngecret.
“Sekarang giliranmu yang”, bisiknya. Tubuhku diraihnya dan to ketku menjadi
sasaran remasannya. Tangan satunya merambah jembutku yang lebat. “Aah pak”,
erangku. “Bapak kuat sekali ya”. dia tidak menjawab, hanya terus saja meremas2 to
ketku. Ayu bangun dan segera mengemut kon tolnya, dijilati cairan yang melumuri
kon tol itu, dan kemudian kepalanya yang besar itu terbenam didalam mulut Ayu.
Ayu mengangguk2kan kepalanya sehingga kon tol besar itu keluar masuk di mulut
Ayu. Dia mengerang keenakan. Jari2nya terbenam di dalam no nokku yang sudah
basah karena menonton adegan syur antara dia dan Ayu, napsuku juga sudah
berkobar2 dari tadi. Aku telentang dengan mata tertutup dan pahaku sudah
mengangkang lebar siap untuk dien tot. Ayu menyudahi emutannya. dia menaiki
aku dan mengarahkan kon tolnya yang masih keras ke no nokku. kon tolnya
diusap-usap di bibir no nok ku. Aku mendesis dan mulai menggelinjang. Kepala
kon tolnya perlahan-lahan mulai menguak bibir no nokku yang telah basah. Dia
menekan kon tolnya sedikit demi sedikit dan kurasakan kon tolnya mulai memasuki
no nokku. Aku mulai mendesah-desah. Tiba2 dia menyurukkan kon tolnya ke
dalam no nokku. “Aaa..” jeritku keras. Mataku membelalak. kon tolnya menancap
dalam sekali di no nokku. Kemudian dia mulai menggerak-gerakkan kon tolnya
keluar masuk. Tangannya menyusup ke punggungku dan memelukku erat. Mulutnya
terbenam di leherku. “Lebih keras lagi pak”, erang ku. Dia memompa kon tolnya
keluar masuk semakin bersemangat. Keringat mengucur dari seluruh tubuhku,
bercampur dengan keringatnya. Dia mengangkat sedikit dadanya. Mulutnya segera
menerkam to ket kiriku yang berguncang-guncang itu. Dari to ket kiri dia beralih ke
kanan. ” Pak, aku mau nyampe lagi”, kataku terputus-putus. “Aku juga”, sahutnya.
Dia meningkatkan kecepatan genjotan kon tolnya . Aku menjerit-jerit semakin keras,
dan merangkulnya erat-erat. Aku sudah nyampe. Akhirnya dengan satu hentakan
keras dia membenamkan kon tolnya dalam-dalam. Aku menjerit keras. Pantat
kuhentak- hentakkan ke atas. Paha kurangkat membelit pinggangnya mengiringi
muncratnya peju dia ke dalam no nokku. Sungguh pagi yang meletihkan tapi sangat
nikmat.
Sekitar sepuluh menit aku diam membiarkan kenikmatan itu mengendur perlahan-
lahan. Dia melepaskan kon tolnya dan terhempas ke atas kasur empuk di antara
Ayu dan aku. Setelah beberapa saat beristirahat, kami beralih ke kamar mandi dan
membersihkan tubuh. Kami saling menyirami dengan air hangat. Ayu dan aku
menggosokkan body foam ke badannya. Tidak dengan tangan tetapi dengan to ket
mayangg-mayangg. Diperlakukan seperti itu rupanya dia terangsang kembali.
Perlahan-lahan kon tolnya mulai bangun lagi. “Wuii.. Si ujang sudah bangun nih”,
goda Ayu sambil mengelus kon tolnya, “Sesudah ini kita makan dan mulai ronde
berikutnya”, lanjutnya. Acara mandi selesai dan dia memesan makan pagi untuk kita
bertiga. Ketika pesanan makan pagi datang, Ayu dan aku bergegas kembali ke
kamar mandi karena masih bertelanjang bulat. Dia menerima pesanan makan itu
hanya dengan berlilitkan handuk di pinggang. Makanan yang tersedia disantap
dengan lahap, setelah selesai kembali kami berbaring di tempat tidur yang sudah
acak2an sepreinya.
Ayu segera memulai akyangya, dengan penuh napsu segera kon tolnya diemutnya,
dikocok2nya dikeluar masukkan ke mulutnya sehingga keras kembali. “Ayo”,
katanya, “Sekarang kalian menungging. Aku mau doggy-style”. Tanpa berkata-kata
Ayu dan aku segera melaksanakan perintahnya. Dia memandang pantat kami,
tangannya mengelus2 no nok kami dari belakang. Itilku digesek2, aku yakin itilnya
Ayu pun demikian. “Ayo oom”, kata Ayu, “sudah nggak sabar nih!”. Dia
mengarahkan kon tolnya yang sudah mengeras ke arah no nok Ayu. Tanpa
kesulitan, kon tolnya menembus no nok Ayu yang telah basah itu. Beberapa menit
mengenjot no nok Ayu, dia lalu beralih ke aku. Aku menjerit kecil ketika kon tolnya
menerobos no nokku. Dia mengenjot perlahan lalu semakin cepat. Aku mengerang
keras. Beberapa menit kemudian dia beralih ke Ayu. Begitu seterusnya berkali2.
Akhirnya dia mengenjot no nok Ayu dengan keras. Ayu menjerit keras dan terus
mengerang-erang ketika kon tol dia bergerak keluar masuk no noknya. dia
mempercepat gerakan kon tolnya dan menghentak keras. Ayu menjerit keras,
nyampe dan rebah ke atas tempat tidur. Melepaskan diri dari Ayu, dia beralih ke
aku. Dengan cepat dia menelentangkan aku, kemudian dihujamkannya kon tolnya
ke dalam no nokku. Aku juga menjerit keras. to ketku berguncang2 seirama
dengan enjotan kon tolnya. “Aaauu, pak” jeritku, “Aku mau nyampe!” “Aku juga”,
balasnya sambil menghentakkan kon tolnya keras-keras. Dia rubuh ke atas tubuhku,
aku ditindihnya. Di saat itu kurasakan deras pejunya memancar ke dalam no nokku.
Aku letih, juga dia dan Ayu. Ayu merangkak mendekat dan mengelus-elus
kepalanya. Aku bangun. dia dan Ayu juga. Aku duduk di tempat tidur. Dari no nokku
pejunya bercampur dengan ciranku menetes keluar. Dia merangkul bahuku. “Terima
kasih yang, terima kasih Ayu”, kataku, “Terima kasih untuk weekend yang sangat
nikmat ini”. “Harusnya aku yang berterima kasih ke bapak, karena bapak sudah
memberikan kenikmatan yang sangat buat aku”.


1 komentar:











































  1. Anda mempunyai fantasi threesome tapi tidak punya pasangan, silahkan anda bisa bergabung dengan kami.
    Kami adalah pasutri yang menyediakan jasa threesome bagi anda yang tidak mempunyai pasangan/partner.

    - Pelaksanaan hanya berlokasi di Bekasi Kota saja.
    - Silahkan Booking Room di daerah bekasi.
    - Bisa di luar kota bekasi, namun Dp + transport terlebih dahulu.


    Threesome With :

    Name : Rie Rie 32thn
    * Suka desah jorok & kotor.
    * Spit Kiss
    * Pissing on ur body (request)
    * Squirt
    * Deeptroath
    * Sun Hole (jilat pantatmu)
    * Hot, Binal & Liar
    * Dll

    Minat, hubungi :

    # Pin BBM & Call BBM : D24F7109
    (jika invite, tolong kasih keterangan di undangan BBM "BOOKING", agar dikonfirmasi)

    BalasHapus